Aku bengong
Dengar kamu ngomong
Laksana tong
Aku terlongong-longong
Lihat kamu ngomong
Ibarat kayu keropong
Aku terlolong-lolong
Mencium bau mulutmu saat ngomong
Serupa sampah yang dipungut Si Entong
Aku bengong
Lalu terlongong
Dan akhirnya terlolong-lolong
Kamu melambai dari mobil patroli dengan senyum sungging seperti sapi ompong
Tidak ada malu dalam hatimu yang kosong
Sumber gambar : http://mediakorannusantara.com
Waktu berbilang detik
Masa menghitung ketika
Daras terpintal terang
Mengalun lembut di sudut kalbu
Syahdu kidung menandai temaram
Terpekur daku dalam biru
Wirid terlontar tiada henti
Hina ini serasa pergi
Daku pasti
Kasih ini abadi
Tiada dengki
Apalagi iri
Berbilang hati
Bergandeng kasih
Menepis benci
Ini adalah catatan hati seorang istri
Wanita yang telah dipersunting oleh seorang Adam utusan Tuhan untuk menjadi belahan jiwanya
Wanita berhati putih bersih yang telah berjanji setia menjadi pelengkap tulang rusukmu yang hilang
Wanita itu yang dengan penuh cinta memasakkan makanan untuk kau makan
Wanita itu yang akan selalu menyambutmu dengan senyuman sekalipun...
Wara wiri berita akhir-akhir ini memuat pembantaian dan pembakaran perkampungan etnis Rohingya di Myanmar.
Duka nestapa yang menyapa mereka terasa sampai ke seluruh dunia.
Terutama Indonesia.
Tidak sedikit yang berbondong-bondong memberikan sumbangan.
Banyak juga yang terjun langsung ke perbatasan Bangladesh untuk mengurusi keperluan mereka.
Atas dasar kesadaran sebagai sesama manusia.
Ini bukan kali pertama kaum...
Ya Allah...
Aku Jatuh Cinta...
Ya Rabb...
sang penguasa dan pencipta
alam dan isinya..
sang penguasa hati..
engkau menganugerahkan aku sebuah rasa
yg paling menakutkan..
juga paling indah
yg bisa terlukiskan
Kegundahan ini
debar jantung ini
tak bisa hilang...
tak bisa berhenti...
Tiap kali kumenatap
seleret kalimat
segumam kata
sekilas gambar
Tiap kali kumengingat
setiap detik
juga menit
dan jam
Membawaku semakin dekat
dekat...dekat...
yg mencengkeram hati
tanpa mau dilepaskan
tak mau juga kulepaskan
Wahai Rabb...
haruskah...
dari tulang rusuk Adam
gemulai nan elok
seujung rambut sampai seujung kakinya
Menimbulkan fitnah
Mulai dari ujung kaki sampai rambut
Perempuan...tahukah engkau?
Saat engkau berkaca
Apa yang kau lihat?
Seraut wajah manis nan cantik?
Ataukah hanya guratan kehidupan penuh dosa?
Dan aku adalah perempuan
Saat kuberkaca
Yang kulihat adalah diriku
Perempuan...
oleh Titi Nurmala Kekenusa pada 15 Desember 2009 jam 22:56
entah apa yang mengilhamiku untuk menulis ini
entah apa yang kupikirkan waktu merangkai kata-kata
apalagi kalau aku melirik jam weker yang ada di atas TV di kamarku
aku mungkin ngeri memikirkan kalo ini sudah jam 11 malam
hehehe mungkin aku juga bukannya nggak tau-tau...
TITI NURMALA KEKENUSA
detik berganti menit...
menit berganti jam
jam berganti hari
dan tak terasa...
seminggu telah berlalu
dalam diamnya hati
dalam kelunya bibir
tiadalah yg dapat lebih diutarakan
selain sebentuk perasaan
lebih dari sebuah kata
lebih dari sejuta makna
dibalik kesederhanaanya
tak taulah apa yg mungkin terjadi nanti...
kesepakatanku, kesepakatanmu, kesepakatan kita
janjimu, janjiku, janji kita
tak taulah apa yg telah ditakdirkan...
gelombang rasaku
terombang ambing
di...
oleh Titi Nurmala Kekenusa pada 07 Desember 2009 jam 21:57
kesempurnaan....
sesuatu yang banyak dicari orang sekaligus dicaci orang
apakah di dalam kehidupan ini yang dicari hanyalah kesempurnaan saja
Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluknya yang paling sempurna
tak ada yang membedakan kecuali tingkat ketakwaannya
sayangnya ada banyak manusia di muka bumi ini yang selalu merasa...
Katanya Zamrud Khatulistiwa
Katanya Permata diantara dua benua
Negeri itu ada dimana jua adanya?
Tertanam dalamnya lumpur hitamkah?
Ataukah hilang ditelan banjir bandang?
Mungkin tergadai karena utang?
Wahai pertiwi..anak negeri tak pernah berhenti menengadahkan tangan untukmu
Seharusnya lumpur dan banjir tak menyurutkan langkahmu
Para pemimpin tak berhak menguras isimu
Ini adala doa
Walaupun kadang hilang terbawa angin
Tergerus idealisme
Tapi asa...